"Hi-Hilda?" Furuichi hampir tak percaya dengan apa yang terjadi.
"I-Ini bercanda kan? Kenapa Hilda bisa ..." Furuichi kaget karena Hilda si wanita iblis tampak rebah di depan matanya. Apakah musuh begitu kuat hingga bahkan Hilda bisa dijatuhkan?
"Jadi kau sudah sadar ya?" Seorang pria dengan Pistol menghampiri Furuichi.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan cewek itu, untuk sementara dia memang nggak akan sadar ..." Lanjut Pria yang ternyata adalah Acid Suzuki itu.
"Apa pria ini yang membuat Hilda jadi begini?" Furuichi semakin bertanya-tanya.
"Apa yang harus ku lakukan?" Ucapnya.
"Apa yang harus kulakukan katamu? Jadi kau nggak mengerti situasinya ya?
Kamu itu sedang disandera, ingin kami rebus atau kami bakar, itu terserah kami ...
Kalau mulutmu nggak dikunci, maka akan ku ..
Akan ku lelehkan mulutmu" Suzuki menodong Furuichi dengan pistol yang ia bawa.
"Jangan tergesa-gesa ...
Hmm ...
Begitu ya? Cewek yang cantik ..." Himekawa sendiri tampak telah berada di atas tubuh Hilda dan kemudian menarik rambutnya.
"!!!" Furuichi menghadap ke Hilda.
"Himekawa ..."
"Himekawa? Aku pernah dengar nama itu sebelumnya,
Tidak salah lagi, anggota Ishiyama Touhoushinki ...
Jadi, orang ini yang menyuruh preman-preman itu untuk menangkap Hilda?" Pikir Furuichi saat melihat ke Himekawa.
"Oh iya, ngomog-ngomong siapa pria ini?" Tanya Hime ke suzuki dimana yang dimaksud adalah Furuichi.
"Ini temannya Oga, dia bersama dengan cewek ini, jadi kami bawa juga ..." Jwab Suzuki.
"Hmm ..." Sejenak Himekawa terdiam dan kemudian ...
JBUAAAKKKK!!!!!!
Himekawa menendang jauh tubuh Suzuki.
"Huaaa!!!!!"
"Aaakh!!!"
"Aku nggak butuh barang lebih, kau membuat rencana sempurnaku menjadi cacat ..." Ucap Himekawa.
"Ayo tanggung jawab!!!" Himekawa menginjak-injak Suzuki.
"Ma-maaf ..."
"Jangan minta maaf! Gak berguna! Apaan hah, Bodoh!!"
Buk buk ...
Himekawa menghajarnya.
Sementara itu, tampaknya Hilda mulai sadar.
"Orang yang berjanji, nggak ada ya?" Ucap hilda.
"Hilda ..."
"Eh? Furuichi? Kau datang juga ya?"
"Ya .."
"Mm, kayaknya aku kena banyak Narkoba, badanku nggak bisa dikendalikan ..." Ucap hilda.
"Ng? Emangnya Narkoba itu berpengaruh pada iblis ya?"
"Ya tergantung tipenya ..." Ucap Hilda.
"Oi, aku ingin memanggil Oga, tapi ...
Bolehkah aku meminjam handphonemu?" Himekawa menyiapkan sebuah pistol.
"Handphone? Apa itu handphone? Aku nggak punya barang seperti itu ..." Ucap hilda jujur.
"Oh ya?" Himekawa menodong Hilda dengan pistolnya.
"Hei hei, kau mau apa!?" Protes furuichi.
"Servis servis ..."
Crot Crot Crot ...
Himekawa menembaki tubuh Hilda dengan pistol yang berisi air keras.
"Hentikan!" Bentak Furuichi.
"Tenanglah ..."
"Ooh, menyenangkan sekali, siapa suruh kau nggak punya ..."
"Kau bangsat ..." Umpat Hilda dengan pakaian yang sebagian telah meleleh .
"Sudah ku bilang kan!? Hentikan!!!" Bentak Furuichi.
"..." Himekawa kini menodong kepala Furuichi.
"Kau mau HP kan? Lebih baik pakai punyaku saja ..." Tawar furuichi.
"Hmm, baiklah .." Hime setuju.
....................
Di tempat Oga berada ...
"Sudah ku bilang kan? aku berhenti berkelahi sekarang, kenapa kalian malah ngajak?" beberapa orang preman tampak tengah menghadangnya.
"Hei, jangan anggap remeh kami!"
"Coba kabur ya? Lalu setelahnya akan menyerang tiba-tiba?" Satu dari mereka bahkan tengah menyiapkan senjata tajam.
Ru Ru Ru ..
Tiba-tiba HP Oga berbunyi.
"Ah, sebentar ya" Oga mengangkatnya.
"Hei, dengarkan kami!!" Para Preman dikacangin.
"Halo .. Oga"
"!?" Oga kaget.
"Siapa kau!? kau bukan Furuichi!"
"Aah, reaksi yang bagus ..
Aku cuma mau bilang urusanku, jadi dengar saja, bodoh ..
Begini, istri dan temanmu ada padaku, kalau ingin mereka kembali, datang ke tempat yang kusebutkan ..."
Tuuut ..
Oga langsung merejectnya.
"Hei, sudah selesai nelponnya?" Tanya si preman bersenjata tajam.
...................
Hari telah senja, Namun Oga sama sekali belum menunjukan kehadirannya .
"Dia telat" Ucap himekawa yang masih menunggu.
"Khukhukhu, bodoh ..
Apa kau pikir dia bakal datang? Bodoh kau ..
Dia itu sudah nggak mau berkelahi lagi, mungkin saja dia lagi nonton TV atau semacamnya" Ucap Furuichi.
Buakkk ..
Hime meninjunya.
"Setidaknya berdoalah, kalau dia nggak datang, berarti kalian akan mati" Ucapnya.
"Datang, dia pasti datang ...
Tenang saja, dia memang seperti itu" Bisik Furuichi ke Hilda.
"Himekawa! Ada orang di atas bangunan!" Lapor seorang bawahan Hime.
"Ooh, bagus ...
Langsung serang dia" Pinta Hime.
"Hmm, kau dengar kan?" Ucap Furuichi ke Hilda.
Bak Buk Bauk Buk ...
"Siapa orang tua ini?"
"Lemah banget" Ternyata itu bukan Oga, melainkan Alaindelon yang dengan mudah tertangkap.
"..." Furuichi terdiam kecewa.
"Nggak berguna" Ucap hilda.
"Ah, nggak beruntung ya, waktunya habis .." Himekawa bersiap untuk menghabisi mereka berdua.
"Oi! Brengsek kau Oga! Sialan! bodoh!! Aku akan kembali dan menghantuimu!!!!!!!" Umpat Furuichi ke sahabatnya yang tak kunjung tiba.
"Siapa yang bodoh?" Terdengar suara Oga.
"..." Furuichi, Himekawa dan Hilda terdiam.
"Cih, kalian ini ..."
Clingg ..
Perlahan tubuh Alaindelon terbelah dua.
"Semua yang kau lakukan itu jadi masalah buatku ..." Oga dan si bayi keluar dari tubuh Alaindelon yang terbelah menjadi dua.
"O-Oga!!???"
Buukkk!!!
Oga meninju tepat di wajah.
"Maaf membuat kalian menunggu .."
"..." Para Preman terdiam ketakutan.
"Bukankah kau sudah berhenti berkelahi?" Tanya Furuichi.
"Ng? Ini bukan berkelahi ...
Apa yang aku lakukan adalah ...
Eksekusi ..." Tampang Oga begitu sangar.
"Larangan sudah dicabut, oleh Raja ..." Ucapnya dengan senyum penuh rasa ingin berkelahi.
Bersambung ke Beelzebub Chapter 9
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin