Beelzebub Chapter 7

| Rabu, 19 Juni 2013
Share on :
Himekawa menatap ke arah photo Hilda.
Di sebelahnya, dua orang wanita terlihat sedang menemani ...

"Lihat apa sih? Cabul ah .." Ucp wanita pertama.
"Aah, cewek baru lagi ya? Huaaa, Gotik Lolita? Selera Himekawa begini ya ternyata ...
Mm, dadanya besar juga ...
Kayak sapi ...
Makan apa sih dia?"

"Oi, bisakah kita membicarakan sesuatu yang lebih cerdas?" Ucap Himekawa.
"Aku itu nggak suka cewek yang nggak berkelas, bikin ingin membunuhnya saja ..." Lanjut Hime santai.



"Eeh?"

"Ah, Tidak seram ..." Ucap kedua gadis Himekawa.

Beelzebub Chapter 7 - Berhenti Berkelahi

"Kalau cowok tak berkelas, apa kau suka?"

Puluhan preman berjaket muncul di hadapan Himekawa. Mereka adalah Team Caras.

"Yo Himekawa, Terimakasih atas semua bantuanmu ..." Ucap salah satu dari mereka, Acid Suzuki.

"Kukuku, jangan memasang tampang seperti itu, ini hal yang selalu ku lakukan kan?" Ucap Himekawa sementara kedua gadisnya memeluk karena ketakutan.

"Tunggu ketuanya sendirian, lalu serangan mendadak, Lynch ..."

Note : Lynch adalah istilah untuk menghukum mati tanpa pemeriksaan pengadilan

"Nggak adil ya? Kau pasti tidak mengira akan menerima akhir?" Ucap mereka lagi. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kelompok ini ingin membunuh Himekawa?

"Berapa?" Ucap tenang himekawa.

"Ah??"

"Aku tanya, Berapa banyak yang harus ku keluarkan untuk membuat kalian menjadi bawahanku?" Lanjut Hime santai.

"A-apa-apaan kau ini!? Kau ingin selamat? Kau pikir kami bergerak karena uang atau sebagainya!?? Gak masalah kalau kau anak dari Himekawa, jangan sombong kau! Lihat situasi dulu baru bicara!!" Ucap Suzuki.

"Ya ya, aku memang ingin selamat ..

Dalam situasi seperti ini, kamu akan menjadi yang tersisa ..."

"..." Suzuki terdiam, anggota Caras menatap licik ke arahnya. Inikah Himekawa? Menggunakan uang sebagai senjata?

....................

"Gaaahhh!!!!" Singkat cerita, anggota timnya menyerang Suzuki hingga babak belur dan kemudian menekan tubuhnya ke lantai.

"Haha, kau mengerti? Beginilah cara memakai otak otak yang benar ..." Himekawa jongkok dan mengelus rambut Suzuki kemudian memperlihatkan photo Hilda padanya.

"Kamu punya waktu hingga besok untuk membawa cewek ini kemari, kalau kau butuh uang untuk melakukannya, akan ku kasih ...

Ini kesempatan terakhirmu, Oke?

Tidak ada hal di Dunia ini yang tidak bekerja untuk uang ..."

...................

Di sebuah dermaga, Furuichi sedang memancing sementara Oga dan si bayi tengah memandang ke arah laut ...

"Kau mengerti kan? bayi be-el ..."

"Da!"

"Arti menjadi seorang laki-laki, sekali kau menentukan sesuatu, kau tak boleh mengingkarinya, kau mengerti?"

"Da!"

"Aku telah menentukan sesuatu ...

Aku ...

Tak akan berkelahi lagi"

"..." Bayi be-el terdiam.

"Aku tak akan menendang orang lagi, tak akan membuah orang bersembah, aku akan menjadi orang yang paling baik hati ..."

"Jadi normal maksudnya ..." Tambah Furichi sambil tetap memancing.

"Jadi, kau harus berjanji, bila aku memaksakan kehendakku, saat itu pula, kau tak boleh menangis" Ucap Oga ke si bayi.

"..."

"Ini janji anta pria, kau bisa kan?"

"..."

"..."

"Da!"

....................

Dari kejauhan, Hilda dan Alaindelon mengamati mereka ...

"Memilih orang tua, aktivasi segel Zebub, mulai sekarang aku pikir semuanya akan berjalan sesuai skenario ..."

"Mm, sepertinya tidak ...

Dengan ayah seperti itu, impian untuk kehancuran manusia hanyalah sebuah mimpi" Ucap Hilda sambil mengaduk es krimnya. (Hilda dan Alaindelon sedang minum di sebuah cafe pinggir pantai)

"Begitu ya? Tapi menurutku ia akan terus berkembang ..."

"Terlalu banyak ang tidak ia miliki, bangsa manusia tak akan musnah hanya dengan kekuatan saja ...

Aku tau pria itu memang kuat, kekuatan memang penting ...

Tapi, masih ada yang lebih penting ...

Tanpa kepintaran, keberuntungan, kendali, kekuatan politik, aah ...

Pembicaraan ini membuatku pusing ..

Ayo kita cari kandidat berikutnya"

"...

Apa bagusnya? Bagaimana kalau kita mengajari dia segel zebub?"

"Aku nggak peduli lagi, lebih baik kita buat dia benci pada tuan muda saja" Ucap Hilda.

....................

Di tempat Oga, tiba-tiba empat orang preman menuju ke arahnya.

"untung.. untung ..."

"Aku tahu, itu Oga .."

"Oga, kami datang kesini untuk membunuhmu" Ucap mereka.

"Eh!!???" Berbeda dengan apa yang mereka harapkan, Oga malah kabur.

"Ka-kau mau kabur ya!?"

"Cepat kejar!!"

Hap ..

"Bodoh, kau kira kau bisa lari ya?"

Set ...

Oga terkepung.

"Khukhukhu, ada apa, Oga?? Hari ini keberanianmu menghilang ya? Apa kamu ..."

Syuuuttt ...

Oga meloncat ke laut.

"!!???"

"Tidak mungkin!"

"Apa dia serius mau kabur??"

Mereka menatap ke Oga yang menyelam ke laut.

"..."

"Tenggelam ..."

"Jauh banget ..."

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Sekarang kita nggak bisa tanya nomor hp istrinya .."

"Kita nggak bisa mengejarnya, hmmm"

"..." Pandangan mereka mengarah ke Furuichi.

"Eh?"

Kekeke ...

"Untung ..."

"Begini ya, apa aku harus berenang juga?" Pikir Furuichi khawatir.

"Hei, kau selalu bersama Oga kan? Kau pasti tau nomor istrinya Oga?"

"Ti-tidak, aku tidak tahu ...

Aku bahkan nggak tau dia punya hp atau nggak"

"...." Preman itu menatap tajam ke wajah Furuichi.

"de-dekat sekali ..

Anu, bisakah kita bicara tanpa kekerasan? Kau lihat sendiri kan? Aku ini sangat lemah ..."

Jbuaggh!!!!! Dengan santainya orang itu meninju muka Furuichi.

"Uuh, jangan sok kau, tukang minta-minta!" Umpat Furuichi.

"kalau kau nggak tahu, cepat pergi tanya Oga atau bawa dia kesini!"

"Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari Hilda? Apa ingin dijadikan sandera? Mereka bilang, Istri?" Furuichi bertanya-tanya dalam hati.

"Sedang apa kau?"

"!?????" Furuichi amat kaget, Hilda muncul di hadapannya.

"Apa yang terjadi dengan tuan muda dan Oga?" Tanya hilda santai.

"Hi-Hilda ...

Aaaghh!!!" Sesuatu menghantam Furuihi dan kemudian ia pingsan.

....................

"Ouch .." Furuichi terbangun di sebuah ruangan.

"Aku pingsan ya? hah? i-ini dimana?" Furuichi bertanya-tanya dan kemudian melihat sekitar.

"!?" Ia sangat kaget setelah melihat sesuatu.

"Hi-Hilda!???" Tangan Hilda terikat, ia pingsan dan rebah di sebelah furuichi.

Kenapa bisa? Kenapa setan kejam seperti Hilda bisa mereka tangkap?

Bersambung ke Beelzebub Chapter 8

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin

Next Prev
▲Top▲