Beelzebub Chapter 2

| Selasa, 18 Juni 2013
Share on :
Suatu hari di sebuah tempat yang merupakan kawasan para setan, sebuah SMA yang tingkat kebrutalannya 120%, SMA Ishiyama ...

"Oi, Lihat!" Pandangan para siswa yang berdiri di sisi gerbong sekolah tertuju pada satu obyek.
"Itu Oga!" Ucap mereka.

"Oga? Oga yang legenda itu??"
"Setan kejam dari SMP Kata ..."
"Sttt, nanti kedengaran! Moodnya hari ini lagi jelek!" Para siswa itu berbisik-bisik tentangnya.

"Yo, Oga!!" Berbeda dengan para siswa tadi, dua orang siswa yang nampaknya lebih berani mencoba untuk mendekati Oga.
"Hehe, Apa hari ini kau sudah siap?? Hari ini kau akan mati" Ucap salah satu dari mereka dengan tampang percaya diri.

Srekk ...

Sejenak Oga terdiam dan kemudian mengambil sesuatu dari sakunya.



"Pistol!!???"
"Bodoh! Itu kan melanggar peraturan sekolah!!??" Pikir kaget para siswa yang mencoba menerka-nerka.

Klotak ...

Namun ternyata, apa yang diambil oleh Oga ternyata hanyalah sebuah Kelontongan, mainan bayi.

"Kelontongan??" Dua siswa tadi sangat kaget dan bertanya-tanya.

JBUAK!!!

Oga menghantam mereka dengan mainan anak-anak tersebut.

"Mengganggu saja, sampah" Ucap Oga dengan nada amat dingin.

"K-kenapa?"
"Kenapa pakai kelontongan??" Dua siswa tadi terpental beberapa meter dari tempatnya semula.

"Huh ..." Si kejam Ogapun melanjutkan perjalanannya.
"Jangan sampai membangunkannya ..." Ucapnya lagi sebelum benar-benar pergi.

"zzz ..." Terlihat bayi Demon tertidur pulas sambil mencengkram bagian belakang seragam Oga.

.....

Tak lama setelahnya, Oga sampai di tempat seorang teman menunggunya.

"Hei kamu, kenapa kau membawa bayi Demon king itu??"

"Yo!" Ucap Oga sambil tersenyum.

"Sedang mikirin apa sih? Kamu dengar nggak sih? Aku tanya, kenapa kau membawa anak itu ke sekolah??" bentak Furuichi.

"Dengar kok Furuichi, hmm ...

rumahku sudah direbut"

"Hah??"

.....

Flashback ke hari sebelumnya ...

"Mulai hari ini, kami berdua akan merepotkan anda ...

Nama saya Hildegarda ...

Mungkin kurang sopan, tapi mohon bantuannya ..." Hilda bersujud di hadapan keluarga Oga.

"Oi, kalau kau bertingkah seperti itu, nanti mereka bisa salah paham" Ucap Oga.

"Memangnya ada masalah?"

"Masalah besar tahu!!! Lihat, mereka semua membeku" Ayah, Ibu, dan Adik Oga tak mampu berkata-kata, mereka semua bagai membeku.

"Tapi, ku dengar harus bersikap begitu di Negara Ini?" Ucap Hilda.

"Siapa yang bilang???" Bentak Oga.

"Negeri ini? Memangnya dia dari Luar Negeri?" Pikir Ayah Oga.

"Pirang lagi ...

dan, eh sebentar, ada yang lebih penting ..."

"Bayi ini ..." Dua orang tua Oga berpikir yang bukan-bukan.

"Sudah ku bilang!!! Aku nggak mau jadi orang tuanya!!!" Bentak Oga.

"Orang tua!???" Ayah dan Ibu Oga semakin mengira-ngira.

"Kenapa tiba-taba kau, setelah apa yang kau lakukan..."

"Apa yang ku lakukan??"

"Jujur saja, kau hebat lho ..." Ucap Hilda dengan tampang yang meyakinkan.

"Tatsumi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Bentak si ayah.

"Orang brengsek sepertimu, melakukan hal itu pada si cantik ini, sampai lahir bayi pula, dan setelah itu kau tak mau menjadi orang tuanya!!!???"

"waa, bukan begitu!" Bantah Oga.

"Apanya yang bukan!!!??? Lihat anak ini, dari tampangnya saja sudah pasti dia milikmu, matanya mirip punyamu!!!"

"Tidak! Lihat yang benar!!!" Bantah Oga lagi.

"Benar, mirip ..." Ucap sang adik.

"Coba kulihat .." Si Ibu hendak menggendongnya.

"Waah, gemuk ya, jadi ingat Tatsumi waktu dulu ..." Ucapnya.

"Jadi, kamu dari negara mana?" Tanya si adik.

"Makai" Jawab Hilda.

"Macao?? Hee, bahasa jepangmu bagus juga ..."

"Aah, aku jadi nenek"

"Hi, Hi, Hildegarda-san!!???" Sang ayah mmbanting putranya untuk bersujud.

"Sungguh, saya minta maaf atas kesalahan yang telah saya perbuat!! Aku akan bertanggung jawab membesarkannya!!! Oi, tundukan kepalamu!! Kami senang menerimamu!!!"

"Tidak, saya juga senang, panggil saja saya Hilda ..." Ucapnya sambil tersenyum.

.....

Malam harinya, Hilda dan Oga telah berada di kamarnya bersama dengan si bayi.

"Kamu, seenaknya saja kau masuk ke dalam keluargaku, apa kau serius mau tinggal di sini??"

"Ya, apa boleh buat, kamu yang dipilih oleh tuan muda" Ucap Hilda sambil meneguk secangkir teh hangat.

"Makan malamnya enak ..."

"Kalian cuma mau untung saja!" Bentak Oga.

"Hmm, Selain itu, jika meninggalkan tuan muda, kamu sendiri yang bakal repot ..."

"Hah? Repot kenapa??"

"Daa..." Si bayi minta gendong.

"Jangan sentuh kakiku!!"

JBUAKKKK!!!

Oga menendang si bayi.

"Kenapa kau!?? Nanti tuan muda menangis!!"

"Emang gue pikirin!!?? Nangis aja!!!"

"tapi, kalau tuan muda nangis ..."

"Kenapa??"

CDUAAAAARRRRRRRRRRRRRRR!!!!!

Aliran listrik menyengat tubuh Oga.

"Beginilah jadinya ..."

"Jangan beginilah jadinya! Ini pemaksaan!!" Bentak Oga dengan tubuh yang gosong.

"Oh ya, satu lagi ...

Jika kau berpisah dengan tuan muda lebih dari lima belas meter, hati-hatilah, kau akan langsung mati"

...

Flashback berakhir, kembali ke tempat Oga dan Furuichi.

"Karena itulah ...

Kondisi sekarang"

"e, tunggu sebentar! kamu seatap dengan si Gothic Lou chan? Dengan si dada besar dan istri penguntit? Apa ini Cerita Cinta Komedi!!??? Saat rumahku hancur, aku yang susah! Kenapa cuma kamu??"

"Jadi menurutmu begitu ya?"

"Kalian tidur bareng??"

"Tidak!!"

"Aaa ..." Tanpa mereka sadari, si bayi telah menjauh dari Oga dan mencoba untuk menangkap kupu-kupu.

Duak !!!

Sebuah kaki menginjak kupu-kupu yang hendak ia tangkap.

"Wah wah, serius nih? Ada anak kecil di tempat seperti ini??"

"Sudah ku bilang kan, kalau mau lawan Oga, sekaranglah saatnya ..."

"Dik, kemarilah ..." Tiga orang preman sekolah telah menanti si bayi.

"Muuu ..." Si Bayi hanya bisa bengong.

"Ngyaaaaaaaa!!!" Si bayi berteriak setelah ia ditangkap oleh salah satu dari mereka. teriakan inipun membuat Oga dan Furuichi tersadar.

"Yo, Oga-kun ..."

"kami dengar kau jadi papa ya??"

"Nggak baik lho kalau nggak menjaga anak ini baik-baik ..." Pria yang menangkap si bayi menodongkan sebuah pisau ke arah anak setan tersebut.

"Jangan bergerak!!!" Bentak Oga.

"Jangan bergerak?"

"Aku mengerti, karena itu, jangan bergerak!! Kalau bergerak ku bunuh kau!!" Teriak Oga.

"Perintah ya?"

"Bukannya itu kata-kata kami??" Pikir bingung si preman.

"Oh ya, satu lagi ...

Jika kau berpisah dengan tuan muda lebih dari lima belas meter, hati-hatilah, kau akan langsung mati" Oga teringat akan kata-kata Hilda.

"Sial, lima belas meter seberapa jauh ya?" Pikir Oga sedikit panik.

"Fufufu, Oga panik tuh ..."

"Ya, akhirnya kita bisa ..."

"Tunggu!!" Teriak seseorang dari belakang para preman.

"Siapa kau?? Kami lagi sibuk nih! tunggu dulu, ka, kalian kan!??" Preman tadi terlihat kaget.

"Kalian kan Dua pimpinan Nagashima!?? Sanada Bersaudara!!!" Muncul lagi para preman yang berniat membunuh Oga, mereka adalah Sanada Ruuichi dan Sanada Ryuuji, anak kelas dua.

"Siapa?" Oga tak kenal sama sekali.

"Sebaiknya kalian tak perlu ikut campur ..." Satu lagi preman muncul, ia adalah Killer Machine Abe.

"Jangan lupakan aku juga!" Iblis Malam, Shimokawa juga tak mau ketinggalan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?? Mereka semua pimpinan kelas dua!!" Preman yang pertama kali datang semakin terkejut.

"Ya, kalian siapa?"

"Ini sekolah kan?" Pikir Furuichi.

"A, apa yang harus kita lakukan?? Gawat!" Kelompok yang menyandera si bayi mencoba untuk kabur.

BRUAAAAAKKKK!!!!!

"Jangan pernah lengah saat menahan tawanan!!!" Oga meninju pipi si penyandera.

Hap ...

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh si bayi yang langsung merangkul lengan Oga, kemudian ke punggung Oga.

"Kalau kamu pergi seenaknya lagi, akan kuinjak kau!!" Bentak Oga.

"AAAAA" Si bayi nampak kagum.

"Ayo kita pulang, menyebalkan ..."

"Hmmm" Dua Preman, Abe dan Shimokawa mencoba menahan Oga.

"Kamu ini si rookie itu ya? Oga Tatsumi?? Kamu cukup populer, tapi aku belum pernah melihatmu ...

apa itu anakmu??" Tanya Shimokawa.

"Kami gak peduli, ayo kita berantem!" Lanjut Abe.

"Aaa? Nanti sakit lho ..." Ucap Oga datar.

"Oi! Lihat situasinya, apa kau nggak tahu!? mereka ini ..."

BRUUUUKK ...

Dengan sangat cepat dua preman kelas kakap tadi dibuat rebah oleh Oga.

"Da, dalam sekejap???" Kelompok pertama seakan tak percaya.

"Hee, gak jelek-jelek amat ..." Kini giliran Sanada bersaudara yang hendak melawan.

"Akan ku belah kau menjadi dua bagian!!" Sang kakak menyiapkan sebuah gergaji mesin.

"Wha!!! Itu kan Gergaji, serangan dua arah!??? Kalau begini, Ogapun akan ..." Kelompok pertama kembali panik.

"Mengganggu saja ..." Dengan cepat kembali, Oga berhasil membereskan mereka semua.

"..." Tak ada lagi komentar yang dapat diberikan kelompok pertama pada Oga.

Klotak ...

Klotak ...

Oga bergegas pergi sambil membunyikan mainan bayinya.

"Legenda pemimpin Genk anak nakal yang membuat semua murid nakal ketakutan, yang membawa bayi Beelzebub, telah dimulai ...

"Hmmm" Hilda mengawasi dari kejauhan.

Bersambung ke Beelzebub Chapter 3

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin

Next Prev
▲Top▲