Beelzebub Chapter 11

| Kamis, 20 Juni 2013
Share on :
"Tolong ...
Jalanlah denganku ..." Pinta Oga.

"..."

Tentu saja, pernyataan tiba-tiba Oga itu membuat Aoi terdiam, wajahnya memerah.

"Ah?? Eh..
mm.." Bahkan Aoi terlihat gugup. Dalam hati, ia berpikir :

"Apa aku sedang ditembak?
Tidak!!!
Ini terlalu tiba-tiba, tapi ...
Pandangan matanya sangat serius ...
Eh????"

"Uuuuuu???" Bayi be-el juga memandang Aoi.

"Anak itu memandangku??
Lalu, kenapa dia telanjang ya?" Aoi bertanya-tanya dalam hati.

Akhirnya, dengan wajah yang masih memerah, Aoi memberanikan diri untuk menjawab :

"Ah, mm ...
Aku masih belum mengenalmu dan ..."

"Ya, aku juga tidak mengenalmu" Potong Oga dengan tatapan yang masih sama.
"Tapi, apa kamu tahu?" Oga kembali bertanya.

Deg ...

Pertanyaan Oga kali ini membuat detak jantung Aoi berdetak semakin kencang.

"Apa kamu tahu,
debut taman?" Ternyata yang ingin Oga tanyakan adalah prihal debut taman.

"Apaa??"

"...."

"?"

"Jadi, maksud jalan di Taman denganku itu, untuk debut Taman?" Aoi benar-benar salah paham.

"Memangnya ada arti lain ya?" Ucap santai Oga Tatsumi.

"Bodoh kau" Umpat Aoi dalam hati.



Setelahnya, di sebuah bangku Taman, Oga dan Aoi ...

"Pertama-tama, walau kau bilang Debut Taman, aku ini bukanlah seorang ibu ...

Dia ini adikku, Kouta" Jelas Aoi.

"Oooo ..." Kouta menatap ke bayi be-el.

"Hei, apa kau dengar?"

"Berantem"

"Apa?"

"Debut Turnamen ..." Oga menantang bayi yang diajak Aoi.

"Aaaaa!!!" Kouta dan Bayi be-el saling dorong.

"Hei Kouta! Jangan menerima tntangannya!! Eh?" Bayi be-el terjatuh ke bawah kursi hanya dengan sedikit Dorongan adik Aoi.

"Ah!??? Bayi be-el!!!????"

"Huaaaa .." Bayi be-el mengeluarkan air mata.

"Lemah" Pikir Aoi.

Biar ku jelaskan, kalau bayi be-el nggak menyentuh Oga, kekuatannya tidak akan keluar ...

Kekuatannya akan menjadi lebih lemah dari manusia

"Sudah sudah, jangan nangis, jangan nangis bayi be-el" Oga mencoba tuk menenangkannya.

"...

Dia nggak kelihatan seperti orang jahat, tapi ..."

"Pak! Sebelah sini!!"

"Cepat!!!" Ibu-ibu tadi datang kembali dengan membawa polisi.

"Tenang Aoi chan!!" Ibu-ibu itu mengira Aoi dalam bahaya.

"Cepat pak! Itu dia orangnya!" Sambil menunjuk ke Oga, si ibu menarik lengan pak polisi.

"Iya iya"

"Selain penculik bayi, dia juga penyiksa!!"

"Benarkah? apa benar orang itu yang kamu maksud?"

"Apa bapak nggak lihat? sudah pasti, nggak ada yang lain!!"

"Hah, merepotkan, padahal aku ingin pulang dan main game" Pikir si Polisi.

"Eh?" Pak Polisi menatap ke wajah Aoi.

"?"

"Ahh, beruntung ...

Jujur saja, aku nggak tertarik dengan tante tua tadi" Pikirnya.

"Oi kamu, apa benar kau menculik bayi itu??"

"Iya pak! Lihat saja, si bayi sampai nggak pakai baju" Jawab ibu-ibu sok tahu.

"Oi, jangan salah paham, sebenarnya akulah yang diancam anak ini" Jawab Oga santai.

"..." si Polisi menatap ke tato di lengan tangan Oga.

"Oi, lihat apa kau brengsek?"

"Ng? preman dari Kota ya ...

cih ...

Sampah, akan ku ajari cara bicara yang benar ...

Cepat, ikut aku ke Kantor Polisi!!" si Polisi menarik lengan Oga.

"Eh, tunggu sebentar! Kau bahkan belum mengecek kebenarannya" Cegat Aoi.

"Oi oi, apa kau mau melindungi penjahat ini?

Oh, ternyata begitu ya ...

Sama saja, kamu sama saja dengannya, sampah ...

Padahal, ku kira kamu itu cewek yang pintar ...

Cih, kalian berdua sama-sama nggak berguna ..

Berapa usiamu?"

"Aku, 17 ..." Aoi berusaha memendam emosinya.

"Asal kamu tahu, lebih baik kau menjaga cowokmu ini, karena, preman adalah sampah masyarakat ....

Maksudku, anak itu anak haram kan?

Cih ...

Anak kecil membesarkan anak kecil, masa depan negara ini akan hancur ..."

"Seharusnya, itu kata-kataku!" Aoi bersiap menampar si Polisi. Tapi, sebelum itu terjadi ...

Duakkkk!!!!

Oga terlebih dahulu menendang selangkangan si Polisi dengan siku kakinya.

"Aa-aa ...

Brengsek ..." Si polisi rebah, kemudian menunjuk ke Oga sambil memaki-makinya.

"Kau brengsek!! Apa kau kira setelah melakukan ini, kau aka bebas!?? Ini adalah tindakan kriminal!!

Melukai polisi, aku akan membawamu ke Penjara!!! Ah? Hua ...

Apa yang kau lakukan!? Lepaskan!!!!"

"Kebetulan, baru saja aku berpikir untuk membuang sesuatu ...

Sampah, masuklah ke Tong Sampah" Oga membuang polisi tadi ke Tong Sampah.

"Arkhhh!!!!"

"..."

"..." Ibu-ibu terdiam melihatnya.

"Eh?" Oga kabur.

"Dia kabur!!"

"Tunggu!!!!"

"Tadi, apa dia menghentikanku untuk memukul polisi itu? apa benar?" Aoi kembali bertanya-tanya.

"Ayo kita pulang, Kouta ...

Huh, aku bahkan belum sempat menanyakan namanya"

....................

Setelahnya, di sebuah rumah yang mirip dengan Kuil, sebuah tempat yang merupakan Rumah kediaman keluarga Kunieda ...

"Aku pulang ..." Aoi yang menggendong adiknya masuk ke dalam.

"Kamu pergi ke Taman dengan dandanan itu lagi ya?" Sapa seseorang sementara Aoi membuka pakaiannya.

"Apa boleh buat, aku tak boleh terlihat orang lain, nggak lucu kan, pemimpin terkuat Kantou, Red Tails, pergi sambil membawa bayi ..."

"Itulah resiko seorang kakak"

"Apa sudah waktunya rapat?"

"Iya ..."

"Baik, aku akan segera berangkat ..." Dandanan Aoi kini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Dari yang tadi memakai topi, kacamata, pakaian yang cukup sopan, sekarang ia membuka topinya, kacamatanya, bahkan bajunya, ia hanya mengenakan sesuatu mirip jubah yang itupun terbuka dengan dada yang hanya ditutupi sesuatu mirip perban.

Ternyata, ia juga merupakan murid Ishiyama, Kunieda Aoi, anggota ketiga Touhoushinki.

Bersambung ke Beelzebub Chapter 12

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin

Next Prev
▲Top▲