Lupus: gang senggol part 1

| Sabtu, 29 Juni 2013
Share on :
Penulis: HILMAN

SMA Merah Putih punya seteru sama SMA Tanah Merdeka, pasalnya suatu hari di musim kemarau, ketika udara cerah ceria, tiada gledeg tiada hujan dan burung-burung berkicauan di ranting pohon . Boim yang matanya selalu jelalatan kalo ngeliat cewek termasuk nenek-nenek telah di tuduh melirik siswi SMA Tanah Merdeka
manis juga tuh cewe, namanya Lila, rambutnya panjang dan bibirnya mengundang, Lila ternyata kembangnya sekolahan tersebut, maka demi menyaksikan dengan mata kepala sendiri Lila di lirik oleh seorang lelaki item bernama Boim yang jelas ga kece, cowok-cowok di Tanah Merdeka yang jelas lebih berhak memiliki Lila kontan bangkit semangat perangnya.
mereka marah besar, Boim yang waktu itu sedang bersolo karir akhirnya kena gebuk ramai-ramai.

"tenang sodara-sodara! saya Boim, orang baik-baik.."teriak Boim mencoba bertahan
tapi...
   bukkk...
"saya Boim.."
  plakk..
"saya.."
  dukk...
"tolong..tolong...!" akhirnya Boim ngibrit.

sempet-sempetnya mungutin duit gocapannya yang jatoh, kasihan Boim wajahnya jadi babak belur
peristiwa itu tentu saja berbuntut panjang, Boim melapor pada anak-anak. Lupus sempet kaget juga melihat keadaan Boim, Aji sampai ga mengenali. ada yang mengira Boim makhluk dari planet lain, setelah menyadari itu Boim dan tahu duduk permasalahannya anak-anak pun tak dapat membendung kemarahannya.

"demi langit dan bumi, topan di lautan ,sebagai sobat kita haruslah memberi sedikit mereka pelajaran Pus, orang-orang yang menjamahkan kepalan tangan di tubuh teman kita Boim ,kita hajar mereka Pus dengan semangat baja, dengan dada terbuka. kita tiadalah bisa membiarkan teman kita di perlakukan seperti bukan manusia. walaupun dia hanya seekor landak" teriak Gusur seraya pasang kuda-kuda. matanya di picingkan, perutnya yang gendut kembang kempis. Boim terharu melihat kesetia kawanan Gusur, walau rada kesal mendengar kalimat terakhirnya

"lalu sekarang apa rencana kita?" tanya Lupus kemudian, anak-anak terdiam sejenak pura-pura mikir tapi Gusur kelihatan serius.
tangannya sesekali mencabuti jenggotnya yang jarang, begitulah adatnya kalo lagi kepentok masalah serius. sok tua padahal bangkotan.

"kita serang saja mereka, kita punya alat-alatnya" Gito kasih ide
"apa??? serang??" Gusur mulai cemas
"ya, serang" jawab anak-anak yang lain, mereka ternyata sepakat dengan gagasan Gito

"wah kalau begitu saya tiada ikut saja ya, bukannya apa-apa habis saya sudah terlanjur benci kalau harus bela-belain datang kesekolah mereka" celetuk Gusur kemudian
anak-anak kontan kesal mendengar alasan Gusur. Boim yang paling sengit
"bilang aja kamu takut Sur, pake alasan segala, yang laen gimana?"
"kalo saya sih setuju saja,siap berantem dimana saja kapan saja selama saya pengen, tapi itu jelas bukan sekarang" sambut Anto

Boim ngamuk-ngamuk, dia kecewa mendengar jawaban Anto, akhirnya dia merajuk di pojokan kelas. tampangnya di imut-imutin tapi malah jadinya makin kacau.
melihat keadaan makin runyam Lupus ambil sikap

"teman-teman,kita memang ga bisa tinnggal dia melihat Boim di beginikan,kita harus punya rasa setiakawanan yang tinggi,kita harus bantu Boim ,kita harus mengadakan pembalasan. saya benar-benar ga rela, masa Boim di gebukin sampe babak belur begini? kenapa ga di bunuh aja sekalian biar beres"

"LUPUSSS!!!" Boim berteriak keras,
"Boimm!!" teriak Lupus ga kalah keras

"kalian emang bisanya ngeledek saya,ga mau ngerasain penderitaan saya,saya ngambek nih!" rajuk Boim makin keras

dan Boim benar-benar marah,Boim bangkit dari duduknya dari berlari berkeliling sekolah, anak-anak kaget dan akhirnya ikut mengejar, termasuk Gusur yang gendut
   "Boim Boim" panggil anak-anak
tapi dia cuek dan terus berlari,aksi kerjar-kejaran pun makin seru

"wah ada apa ini?" tanya guru matematika heran melihat adegan itu

"bebek saya lepas pak,ayo tolong bantuin tangkep" Lupus menjawab sekenanya, ternyata guru matematika itu punya rasa solidaritas tinggi, dia pun turut mengejar. tapi lama-lama timbul rasa curiga

"yang mana bebeknya ? ko ga kelihatan?" tanyanya pada Lupus sambil berlari
"itu loh pak yang item" jawab Lupus
"ah itu mah bukan bebek"
"terus apa pak?"
"dalam pembelajaran Biologi setau bapak yang seperti itu menjangan"

Lupus tak dapat menahan ketawanya sementara kejar-kejaran terus berlanjut sampe spre hari.
sampe semuanya pada capek.

----- Bersambung -----

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin

Next Prev
▲Top▲