Beelzebub Chapter 16

| Kamis, 27 Juni 2013
Share on :
"Kak Aoi ..."
"Ada apa?"
"Jawab dengan jujur ..." Nene menginterogasi sang Ratu.

"Apa?"

"Bagaimana perasaanmu yang sebenarnya terhadap Oga?"

"Ba-bagaimana perasaanku?" Wajah Aoi memerah.
"Aku nggak punya perasaan apa-apa" Aoi memalingkan wajah merahnya.

"Bohong ...
Ada sesuatu yang aneh semenjak peristiwa kemarin,
jangan-jangan kau jatuh cinta padanya?"


"Eh ...
Tunggu dulu!!
Itu-itu nggak benar!!" Aoi mencoba tuk ngeles.

"Huh, baiklah ...
Dia memang cukup mengagetkanku ...
Ummm, aku lihat dia seperti orang jahat ...
Tapi bayinya manis juga ..
Ta-tapi hei ...
Itu bukan berarti aku mau jadi ibunya tau ...
ada proses dulu ..."

"Tidak berguna ..." Ucap Nene.
"Kak, jangan lupa aturan kita ...
Kita nggak boleh berhubungan mendalam dengan pria!!!!
Ini tradisi secara turun-temurun ...
kalau terjadi, maka kita harus berhenti!!
Itu salah satu aturan yang berlaku sekarang!!
Kau mengerti!???
Kalau begini, kamu nggak boleh menunjukan pelanggarannya!"

"..." Sejenak Aoi dan Nene bertatapan ...

"Nene, aku sudah bilang ...
Itu nggak akan terjadi" Aoi memasang wajah serius.

"Apa aku bisa percaya?"

"Sudah pasti kan?"

"Oi lihat! Oga tuh!!" Di luar, para siswa ribut-ribut berlari menuju suatu tempat.

"Lawannya MK5!!"

"Serius!??"

"Seharusnya mereka bisa baca situasi!!" Teriak mereka sambil berlari.

"Berisik, Oga lagi?"

"A-Apa boleh buat ...

Aku lihat sebentar!!!" Aoi ikut berlari menuju tempat ia bisa menonton Oga.

"Ah, Kak!!!"

"Manisnya ..." Pikir Chiaki.

....................

Puluhan siswa menonton dari balik jendela lantai atas.

"He-hebat ..."

"Nggak bisa dipercaya ..."

"MK5 dihabisi dengan cepat??"

"Aku merasa kasihan ..."

"!!?" Bukan ke Oga, pandangan Aoi tertuju ke Hilda.

"Si-siapa cewek itu?" Pikirnya penasaran.

"Eh, kenapa mereka berduaan?? Kelihatannya seperti pasangan ..." Aoi rada cemburu.

"Tapi, hampir semua dihabisi cewek itu ..."

"Ya, suami istri itu memang kuat"

"Suami Istri!?????" Aoi semakin kaget.

"Apa maksudmu? Suami Istri?" Tanya Aoi ke seorang siswa.

"Hah? Kamu nggak tahu ya? Si pirang dada besar itu istrinya Oga ..."

"Bagus kan?"

"Eh? Ku-Kunieda!???????" Mereka baru sadar kalau yang bertanya adalah sang ratu.

"Begitu ya ..." Kunieda memasang senyum memaksa.

"Bukan cuma sekali, sudah dua kali ...

Oga!!!" Kunieda menebas dua siswa di depannya. Untung saja, mereka menghindar dan hanya kaca saja yang terbelah.

"Oga, Aku akan membunuhmu!!!"

....................

Di pinggiran gedung SMA Ishiyama, hanya ada Furuichi, Oga dan bayi be-el ...

"Jadi Oga, apa yang kau rencanakan untuk memberi Raja Iblis ke sang Ratu?"

"Eh?"

"Kunieda itu memang kuat, tapi dia nggak jahat kan? Apa kau kira bayi be-elbakal tertarik?"

"Kalu dipikir-pikir sih ..."

Oga berpikir :

Ia menyerahkan si bayi, bayi be-el senang, Kunieda menerima dengan senang hati, dan selesai ...

"Furuichi, lelaki itu pakai semangat berkelahi ..."

"Diam" Furuichi menendang Oga.

"Bilang aja kau nggak punya rencana" Ucapnya.

"Oga-channn ..." Sapa Natsume dari balik Jendela tanpa kaca.

"Ng?"

"Wah, kamu sudah melawan Kunieda? Cepat sekali ...

Padahal aku ingin lihat ..."

"Siapa ya?"

"Dia itu yang sama Kanzaki dulu itu lho ..." Bisik Furuichi.

"Yah, berarti sisanya tinggal Toujou saja ...

Aku tunggu lho, dia itu yang terkuat di Ishiyama ..."

"Yang terkuat?"

"Ya, kamu nggak tahu ya? Hmm, memang sih, banyak yang nggak tahu dan peduli ...

Dia itu memang yang terkuat, Maksudku Toujou ..."

"??" Bayi be-el teringat akan pemuda yang sempat berpapasan dengannya, membayangkan kalau Toujou berasal dari botol susu (?)

"Oga Tatsumi!" Dua orang wanita menghampiri mereka.

"Ng?" Mereka adalah Nene dan Chiaki.

"Apa kau bisa ikut kami sebentar?"

"..." Oga menatap ke mereka.

"Hilda, mereka disini ...

Dua orang ini, eh?" Furuichi menghadap ke belakang dan ia baru sadar kalau Hilda telah tak ada disana.

"Hilda?"

....................

"Begitu, Kamu Kunieda ya? Aku tahu hanya dengan melihatmu ...

Rasanya kau bisa melakukannya" Hilda tengah berhadapan dengan Kunieda di suatu tempat.

"Apa kau bisa melawanku sebentar?" Hilda mengeluarkan payungnya.

"..." Kunieda menarik pedang kayunya.

Bersambung ke Beelzebub Chapter 17

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin

Next Prev
▲Top▲