Setelah mendapat Death Note, Raito menulis nama-nama penjahat di sana. Semalaman yang ia lakukan hanyalah menulis nama, membunuh orang-orang yang menurutnya memang tidak patut untuk tetap hidup di dunia.
Melihat pemuda itu begitu sibuk menulis nama, Ryuk hanya bisa menonton, dan kemudian berkata, "Tidakkah kau terlalu bekerja keras? Dari tadi kau sibuk menulis nama di buku itu."
"Huh? Aku tak boleh membuang-buang waktu, Ryuuk." ucap Raito, "Aku hanya bisa menulis pada waktu antara setelah pulang sekolah sampai tidur. Prestasiku di sekolah tak boleh menurun. Aku tak bisa tidur di kelas, dan aku juga perlu belajar di rumah."
"Kalau aku sampai kurang tidur, lama-lama itu akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mentalku. Di sisi lain, aku tetap harus menciptakan dunia yang tanpa penjahat. Tapi entah kenapa, aku merasa kalau ini masih belum cukup."
Death Note Chapter 2 - L
Di suatu gedung, petinggi-petinggi polisi, anggota ICPO Internasional sedang menjalankan rapat mengenai masalah pembunuhan misterius yang Raito lakukan. "Sejauh ini, telah terhitung 52 kasus pembunuhan yang semuanya akibat serangan jantung mendadak. Para korbannya adalah para penjahat yang akan dihukum ataupun sudah berada di penjara."
"Dan kemungkinan, data yang kita miliki belumlah semuanya. Diperkirakan, kematian misterius ini telah mencapai lebih dari seratus kasus." Jelas penyaji.
"Yah, orang-orang yang mati memang orang-orang yang pantas untuk mati, kan?" ucap alah seorang peserta rapat. Tapi kemudian, peserta lain membantah, "Siapa bilang? Tak peduli apapun yang sudah mereka perbuat, membunuh tetap saja tindak kejahatan!!"
"Pembunuhan? Apa kau sudah bisa memastikan kalau ini adalah kasus pembunuhan?"
"Memangnya apa lagi? Tidak mungkin seratus orang penjahat mati terkena serangan jantung karena kebetulan!"
"Tapi mustahil juga kan membunuh orang sebanyak itu dalam jangka waktu sesingkat ini?"
"Sudahlah, ini pasti ulah FBI atau CIA, kan?" ucap salah seorang peserta.
"Apa kau bilang!!?" perwakilan organisasi tersebut tak terima.
"Ya, ya, maaf, aku cuma berpendapat."
"Berhenti bercanda!!"
"Sudah sudah, yang pertama harus kita lakukan adalah mencaritahu apakah ini memang kasus pembunuhan masal atau hanyalah kebetulan yang aneh."
"Tapi hasil autopsinya menyatakan kalau mereka murni terkena serangan jantung, kan?"
"Lalu apa kau akan percaya begitu saja? Mudah kalau penyebab kematiannya adalah ditusuk atau ditikam, tapi serangan jantung ..."
"Lalu apa kita harus menggunakan Voting?"
"Kalau memang tak ada cara lain, kita harus meminta bantuan L!" saran seorang penyaji.
Mendengar nama L, para peserta terdiam dan saling berbisik. Hal sama juga terjadi di pihak Jepang, "Pimpinan, siapa itu L?" bisik salah seorang polisi wakil Jepang. "Ah, ini pertama kalinya kau mengikuti pertemuan ini, kan?"
Pimpinanpun menjelaskan, "L adalah seseorang yang nama aslinya, wajah, dan apapun tentangnya dirahasiakan."
"Dia adalah detektif misterius yang mampu menyelesaikan seluruh kasus yang interpol tak mampu pecahkan. Bisa dibilang, dia adalah kartu AS kita, harapan terakhir kita."
"Tapi, bukankah L itu arogan dan hanya akan mengambil kasus yang menurutnya menarik saja!? Dan lagi, bagaimana cara kita menghubunginya!?"
"Saudara-saudara, L telah terlibat." Seseorang berpakaian serba tertutup tiba-tiba saja muncul di hadapan para peserta. "L sudah mulai menyelidiki kasus ini." ucapnya.
"Watari!?"
"Huh? Watari? Siapa lagi dia itu? Orang Jepang?" tanya polisi Jepang tadi lagi.
"Bukan, tapi dia adalah satu-satunya yang bisa menghubungi L. Tapi sama seperti L, identitas Watari juga tak ada yang mengetahuinya." jelas pimpinan polisi wakil Jepang.
"Harap tenang, sekarang L akan bicara." Watari membuka laptop dan memperlihatkannya ke hadapan para peserta rapat. Kemudian dari laptop dengan layar bergambar huruf L tersebut, suara misterius muncul. "Anggota ICPO, aku adalah L." ucapnya.
"Ini adalah kasus terbesar dan paling sulit yang pernah kutangani. Pembunuhan kasar dan tak bisa dimaafkan. Untuk bisa memecahkan kasus ini, aku ingin meminta bantuan ICPO. Tidak, aku ingin meminta bantuan seluruh organisasi dunia untuk bekerjasama secara penuh."
----- Death Note Chapter 2 -----
Di luar, gosip mengenai aksi pembunuhan tersebut telah menyebar. Bahkan teman-teman Raito, saat pulang sekolah mereka membicarakan hal ini. "Apa kau sudah melihat berita baru-baru ini? Keren sekali kan! Para penjahat mati satu per satu secara tiba-tiba."
"Ya!! Meskipun sedikit menakutkan, tapi ini bagus juga." ucap dua rekan sekolah Raito. "Hehe, dengan ini orang-orang jadi takut untuk berbuat jahat lagi, kan?" ucap Raito. Ia bersikap seolah tak tahu menahu padahal ialah yang berada di balik semua ini.
"Y-ya, tapi aku jadi sedikit takut karena dulu saat SD aku sempat mengutil, hehe."
"Apa menurutmu ini tindakan polisi?"
"Tidak mungkin!! Polisi tak akan bisa melakukan hal seperti itu. Menurutku, ini semacam perbuatan dewa."
Setelahnya, Raito sampai di depan rumah dan merekapun berpisah. "Sampai jumpa!"
"Ya, sampai jumpa besok, jangan sampai kau berbuat jahat ya! Hehe"
Kedua teman Raitopun benar-benar pergi.
"Kelihatannya moodmu sedang baik, Raito." ucap Ryuuk. Sejak saat itu, shinigami tersebut terus-terusan mengikuti Raito. Entah saat di rumah, sekolah, untungnya hanya Raito yang bisa melihat, mendengar, ataupun merasakan keberadaannya.
"Tidak juga, Ryuuk." mimik wajah Raito tiba-tiba berubah menjadi serius. Ia masuk ke rumah, "Aku pulang ..."
"Selamat datang." ucap ibunya.
Raito masuk ke kamar dan langsung mengunci pintu. "Karena aku meninggalkan Death Note di rumah, di sekolah aku terus khawatir." ucapnya. Kemudian setelah melihat buku itu masih baik-baik saja di dalam laci, ia bisa tenang.
Setelahnya, Raito menghidupkan TV dan komputernya. "Coba lihat ini, Ryuuk." ucap Raito. "Eh?"
"Website-website semacam ini benar-benar sedang menjamur." di Internet, muncul berbagai situs untuk Kira, pembunuh yang belakangan ini menjadi pembicaraan. "Kira ... Mungkin kata itu berasal dari Killer, hmm, aku tak begitu menyukainya tapi kelihatannya cocok untukku." ucap Raito.
"Kalau kau mengetik Kira di pencarian, maka kau akan mendapat situs-situs semacam ini. Meskipun media masih menganggapnya sebagai tindak kejahatan yang aneh, orang-orang telah merasa kalau di dunia ini ada yang menyajikan keadilan bagi mereka. Ryuuk, ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang manusia."
"Hmm?"
"Sebagai contoh, di sekolah, orang-orang tak pernah mengangkat tangan untuk pertanyaan apakah boleh membunuh orang yang jahat? Kalaupun ada, mereka akan berpura-pura dan menjawab kalau itu adalah tindakan yang jahat. Mereka ingin terlihat baik di hadapan publik. Tapi di sini, mereka dapat menyatakan perasaan mereka yang sesungguhnya."
"Orang-orang terlalu takut untuk mengakui keberadaan Kira. Tapi di Internet, Kira ada di mana-mana. Tak akan ada orang yang mengatakannya, tapi semua orang tahu. Para penjahat tersebut dibunuh oleh seseorang. Dalam hati mereka mendukung Kira. Sementara para penjahat, mereka ketakutan akan kemarahan dewa."
Selanjutnya : DeaTHnotE Chapter 2
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin